METI KEI


METI KEI (PASANG SURUT AIR LAUT), TRADISI TAHUNAN

Kota Tual merupakan suatu wilayah yang beriklim Muson dan tropis basah. Pada masa Musim Timur, angin bertiup dari Tenggara dan terjadi kemarau. Pada Musim Barat terjadi musim hujan, angin bertiup dari Barat Laut, serta kondisi perairan umumnya bergelora pada bulan Januari sampai Februari.
Luas Wilayah Kota Tual 19.088,29 Km² terdiri dari luas daratan 352,66 Km² (1,33 %) dan luas lautan 18.736 Km² (98,67%). Kota Tual Kepulauan (city of small islands) merupakan gugusan pulau -pulau kecil yang terdiri dari 66 pulau, 13 pulau diantaranya berpenghuni, memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang melimpah serta kondisi pulau-pulau kecil dan pesisir yang indah permai karena dikelilingi pasir putih.
Kota tual terletak di 50-6,50 LS dan 1310-133,50 BT, batas kota Tual adalah: sebelah Utara adalah laut Banda, sebelah Selatan adalah Kabupaten Maluku Tenggara, sebelah Timur adalah Kabupaten Maluku Tenggara dan Selat Nerong dan sebelah Barat adalah Laut Banda. Luas wilayah kota Tual 19,088,29 Km2 dengan daratan 352,29 Km2 (1,34%), lautan 18.736 Km(98.66%).

            Pasang Surut

Pasang surut di perairan wilayah Kota Tual umumnya tergolong pasang campuran mirip harian ganda sebagai mana tipe umum pasang surut di perairan lain di Maluku.  Ciri utama tipe pasang surut ini adalah terjadi dua kali pasang dan
dua kali surut dalam sehari, dimana pasang pertama selalu lebih besar dari pasang kedua dan terjadi pada pagi hari. 
Tunggang air (tidal range) maksimum perairan ini umumnya lebih besar dari 2,5 meter.  Dengan kondisi tunggang air sedemikian pada topografi landai  seperti halnya di Kepulauan Kei Kecil, dimana pada saat surut terendah, sebagian besar dataran pasang surut muncul dipermukaan air. Pasang tertinggi di perairan ini terjadi pada bulan April dan Desember. Hal ini bersamaan dengan pemijahan cacing laor (Eunice sp.) atau dalam bahasa setempat disebut Es’u. Oleh karena itu masyarakat setempat menyebut kondisi pasang surut ini sebagai  ‘metruat su’, berarti pasang laor. Sedangkan surut terendah terjadi pada bulan Oktober. Pada saat itu terjadi eksploitasi (pengumpulan berbagai hasil laut) secara besar-besaran oleh masyarakat setempat.  Surut terbesar di bulan Oktober itu dikenal sebagai ’Meti Kei’ atau dalam bahasa setempat disebut ’Met Ef’ (ef artinya kering  atau kemarau) yang umumnya bersamaan dengan suhu udara yang tinggi dan matinya berbagai jenis tumbuhan di darat, serta kondisi permukaan laut yang tidak berombak.
Fenomena alam tahunan Meti Kei (Met Ef dalam Bahasa Kei) di Kepulauan Kei khususnya dan Kota Tual umumnya, merupakan fenomena dimana surutnya air laut dimana bisa mencapai puluhan kilometer dari bibir pantai. Sehingga terlihat jelas hamparan pasir putih, terumbu karang, rumput laut, dan berbagai biota laut lainnya yang dapat menjadi daya tarik bagi para wisatwan lokal maupun wisatawan mancanegara untuk berkunjung dan datang ke Kota Tual. Dimana masyarakat dan wisatawan dapat langsung mencari kerang, ikan serta habitat laut lainnya.

Ilustrasi gambar meti kei pada tahun-tahun sebelumnya



                 https://twitter.com/KompasTV. Kompas TV 20 Desember 2015





Komentar

Postingan populer dari blog ini

SARANA DAN RUMAH MAKAN DI TUAL

JALAN KE TUAL

GAMBARAN DAN SEJARAH KOTA TUAL